Tembung Camboran

Tembung Camboran adalah kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih diucapkan/ditulis beruntun (berjajar) yang mengandung arti satu kata. Tembung Camboran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Camboran Wutuh ( penuh )
2. Camboran Tugel ( putus )
Penjelasannya :
1. Tembung Camboran Wutuh adalah 2 kata yang utuh digabung secara beruntun
Contoh:
a. Tatas titis
b. Bibit kawit
c. gagah prakosa
d. Lanang wadon
e. Pager ayu
f. Pamong desa
g. Bapa biyung
h. Sanak dulur
i. Semar mendem

2. Tembung Camboran tugel adalah gabungan 2 suku kata yang masing-masing kata hanya diambil/dipakai sebagian suku katanya saja.
Contoh :
a. Jitus = Siji + satus
b. Kotcuk = Bongkot + pucuk
c. Lunglit = Belung + kulit
d. Mahrep = Mlumah + murep
e. Paklik = Bapak + cilik
f. Bangcuk = Abang + pucuk
g. Bangjo = Abang + ijo
h. Barbeh = Bubar + kabeh
i. Dubang = Idu + abang
dst ....


Terusane...!

4 Komentar : Anonymous Anonim, Anonymous Anonim, Anonymous Anonim, Blogger Unknown, | Urun rembuk

Tembung Yogaswara

Tembung Yogaswara yaitu 2 kata yang digabung menjadi satu dimana pengucapan kedua kata tersebut hampir sama atau mirip. Tembung Yogaswara untuk menjelaskan atau mengandung arti laki-laki dan perempuan.
Misalnya:
- Dewa-Dewi
- Bathara-bathari
- Gandarwa-gandarwi
- Pemudha-pemudhi
- Putra-putri
- Raksesa-raksesi
- Widadara-widadari
- Prameswara-prameswari
- Apsara-apsari
- Gedhana-gedhini
- dst...

Terusane...!

1 Komentar : Blogger pg slot, | Urun rembuk

Tembung Keratabasa

Tembung Keratabasa yaitu kalimat atau kata yang cara pengartiannya hasil dari rekayasa atau utak-atik agar sesuai.
Misalnya:
Desember : Gedhe-gedhe sumber ( saat dimana sumber air mudah didapat karena banyak )
Desember merupakan nama bulan yang mana pada bulan tersebut merupakan musim penghujan. Kata desember terus direkayasa dijabarkan menjadi 'gedhe-gedhene sumber' maksudnya pada bulan desember sumber air mencapai pada puncaknya, karena pada bulan tersebut sering hujan.

Contoh lain:
1. Bocah : Mangane koyo kebo pegaweane ora kecacah
Artinya makannya seperti kebo ( lahap ) tapi dalam hal kerjaan tidak ada apa-apanya.
2. Bapak : Bab apa-apa wis pepak
Artinya seorang bapak itu sudah sarat dengan pengetahuan dan pengalaman ( pepak )
3. Guru : Digugu lan ditiru
Artinya guru adalah seorang yang menjadi tauladan
4. Tuwa : Ngenteni metune nyawa
Artinya bahwa orang yang sudah tua tinggan menanti keluarnya nyawa ( mati )
5. Maling : Njupuk amale wong sing ora eling
Artinya bahwa maling itu hanya mengambil barang orang-orang yang lupa berbuat amal

arti dari kata tersebut hanyalah untuk perumpamaan yang mungkin saja beda waktu dan tempat akan berubah artinya disesuaikan dengan saat kata-kata itu dipakai.


Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Tembung Garba

Tembung Garba adalah kalimat yang terdiri dari 2 kata yang digabung menjadi satu. Sehingga pengucapannya menjadi lebih ringkas. Namun Tidak semua kata dapat dijadikan Tembung Garba.
Misalnya:
Aneng = Ana + ing artinya ana= ada, ing = di, maka maksudnya adalah Ada di ( tempat ).
Saking = Saka + ing, artinya : Saka = dari, ing = di, maka maksdunya adalah Dari di ( tempat )

Contoh lain :
1. Munggeng = Mungguh + ing
Mungguh = menurut, ing = di
Meniko luput munggeng kulo : Itu salah menurut saya
2. Sarwendah = Sarwa + endah
Sarwa = Serba, endah = indah
Agemane sarwendah : Pakiannya serba indah




Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Tembung Rurabasa

Tembung Rurabasa adalah kalimat yang sebetulnya salah tapi sudah lazim dipakai di masyarakat.
Misalnya :
Adang Sego = Menanak Nasi
Adang = Menanak
Sego = Nasi
Salahnya dimana? Adang sego kalo sesuai kata dalam kalimat tersebut berarti menanak nasi, padahal menurut pengertian di dalam bahasa, yang betul adalah Adang Beras yang berarti menanak beras.
Contoh lain;
Menek Krambil = Memanjat kelapa, padahal seharusnya menek wit krambil
Menek = memanjat
Wit = pohon
Krambil = kelapa
Tapi di masyarakat, kalimat 'menek krambil' semua sudah memahami bahwa maksud dari kalimat tersebut memang memanjat pohon kelapanya bukan memanjat kelapanya saja!

Contoh laiinnya :
1. Ndeplok Gethuk = Menumbuk ubi rebus untuk membuat kue (gethuk)
2. Ndhudhuk sumur = menggali tanah untuk membuat sumur
3. Nggodok wedang = memasak air untuk membuat minuman
4. Nulis layang = menulis di kertas sehingga menjadi surat
5. Nunggu manuk = Menunggu di sawah untuk menghalau burung


Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Tembung Entar

Tembung Entar adalah kalimat perumpamaan yang artinya jauh dari kata atau kalimat itu yang sesungguhnya.
Misalnya:
Abang Kupinge = Marah
Abang = Merah
Kupinge = Telinganya
Jadi artinya, orang yang mendapat atau yang dituju dari kalimat Abang Kupinge tadi berarti sedang marah. Karena orang yang sedang marah, pada umumnya kupingnya akan memerah ( kemerahan )

Contoh lainnya:
1. Adol Kringet = Bekerja untuk orang lain
Adol = Jual
Kringet = Keringat
2. Mbuwang tilas = Menghapus jejak
Mbuwang = membuang
Tilas = jejak
3. Cupet Atine = gampang marah
Cupet = sempit
Atine = hatinya
4. Dawa tangane = Pencuri
Dawa = Panjang
Tangane = Tangannya
5. Entek Atine = Kawatir
Entek = habis
Atine = hatinya



Terusane...!

1 Komentar : Blogger ErdianEdo, | Urun rembuk

Tembung Candra

Tembung Candra merupakan kalimat untuk mengapresiasikan keindahan bentuk anggota badan. Misalnya:
Rambute Ngandan-ngandan = Rambutnya indah memanjang
Mripate blalak-blalak = Matanya membelalak ( seperti penari bali )
Gulune Ngulan-ngulan = Lehernya jenjang
Susune nyengkir gading = Susunya persis seperti kelapa gading muda
Untune miji timun = Giginya persis biji timun

Pada perkembangannya tembung candra biasanya juga dipergunakan untuk olok-olok di kalangan muda.
Misalnya :
Untune Miji Petel, artinya giginya orang tersebut besar-besar seperti petel. Petel adalah alat tukang kayu untuk memotong atau melubangi kayu dan sebagainya.



Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Tembung Pepindhan

Pepindhan adalah kalimat untuk menekan situasi dan kondisi agar menjadi lebih dalam atau sangat maknanya dari arti kata yang sebenarnya.
Misalnya: Lakune kaya macan luwe.
Lakune = Jalannya
kaya macan = seperti harimau
luwe = lapar.
Artinya cara berjalan seseorang sangat indah, begitu gemulai, serasi sama postur tubuhnya.
Contoh lainnya:
Antenge kaya temanten ditemokake
Bungahe kaya ketiban ndaru
Cahyane bingar kaya lintang johar
Dedege ngringin sungsang
galake kaya macan manak
Padhange kaya rina
Polahe kaya gabah diinteri


Terusane...!

1 Komentar : Anonymous เว็บสล็อตเครดิตฟรี, | Urun rembuk

Tembung Sanepa

Tembung Sanepa adalah kalimat yang tersusun untuk menekan agar berarti sangat. Kata punyusun dari kalimat tersebut berupa lawan kata yang sesungguhnya. Misalnya kalimat 'eseme pait madu' yang terdiri dari eseme = senyumnya, pait= pahit, madu=madu. Arti dari kalimat tersebut adalah SENYUMNYA MANIS SEKALI. Jelas bahwa kata 'pait' itu untuk menekan agar senyum yang ada berarti sangat manis. Karena semua tahu bahwa madu memang manis, sehingga di'sanepa' dengan kata 'pait' justru berarti amat sangat manis.
Contoh lainnya:
Rasane Legi Butrawali = Rasanya pahit sekali
Rasane= rasanya, Legi= manis, butrawali = buah yang rasanya pahit
Pikirane landhep dengkul = pikirannya bodoh sekali
Pikirane = pikirannya, landhep = tajam, dengkul = dengkul
dst....


Terusane...!

2 Komentar : Anonymous allslotz88 line, Anonymous ทางเข้า pg slot 88, | Urun rembuk

Wernane Basa ( macam-macam bahasa )

Menurut wujudnya bahasa jawa itu juga terdapat 3 macam, yaitu :
a. Bahasa Lesan
b. Bahasa Tulisan
c. Bahasa Isyarat

Bahasa jawa berdasar norma sopan santun, seperti yang saya tahu ada beberapa tingkatan. Secara global dapat saya kategorikan sebagai berikut:
a. NGOKO
b. KRAMA MADYA
c. KRAMA INGGIL

Sebetulnya masing-masing kategori diatas masih ada sub kategori yang cukup 'njlimet' bila mau memperdalam, namun saya pribadi masih dalam tahap belajar mohon maaf bila saya batasi hanya globalnya saja. Belum lagi bahasa jawa untuk lingkungan Kedhaton ( kerajaan ) dan lain sebagainya.

Keterangan
a. Bahasa NGOKO
Bahasa yang digunakan sehari-hari dikalangan orang-orang sebaya ( seumuran ). Karena sedikit saja beda umur sudah beda juga bahasa yang digunakan.
Contoh:
Aku lagi mangan = Aku sedang makan
Kowe tangi turu durung raup kok langsung mangan = Kamu bangun tidur belum cuci muka kok langsung makan
Deweke mangan lawuh endog goreng = Dia makan dengan lauk telur goreng

b. bahasa Krama madya
Bahasa yang digunakan sehari-hari untuk komunikasi dengan orang yang lebih tua
Contoh:
Kulo bade siram = Saya akan mandi
Sampeyan bade kesah wonten pundi = Kamu akan pergi kemana
Piyambake mboten wonten mriki = Dia tidak ada disini

c. Bahasa Krama Inggil
Bahasa krama yang sangat halus, biasanya digunakan untuk komunikasi dengan orang yang memiliki kedudukan atau untuk pidato dihadapan orang banyak.
Contoh:
Kulo nyuwun agunge pangapunten = Saya mohon maaf yang sebesarnya
Panjenengan kersa ingkang pundi = Kamu ingin yang mana
Panjenenganipun sampun yuswa 70 = Dia sudah berumur 70

.................................. bersambung!


Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Kaweruh Basa

Basa tegese piranti kanggo sesrawungan antarane wong siji lan wong sijine. Yakuwi tegese basa kang kaprah, kang dimangerteni dening sadhengah wong. Amung ana uga sawetara pujangga ahli sastra merdekaake miturut pangerten;

1. Miturut Sutan Takdir Alisjahbana, salah sawijining pujangga basa Indonesia kang wis kawentar manawa basa mengku teges pangucapan pikiran lan rasaning manungsa kanthi tinata mawa piranti swara.
2. Miturut panemune Madong Lobis, basa ateges piranti kang paling apik kanggo medharake kekarepan.

Pengertian Bahasa

Bahasa adalah sarana untuk berhubungan ( komunikasi ) antara manusia satu dengan lainnya yang lazim dipakai secara umum. Ada beberapa pujangga ahli sastra yang menyatakan pengertian bahasa sebagai berikut:

1. Sutan takdir Alisyahbana : Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan pikiran dan perasaan manusia dengan suara.
2. Madong Lubis : bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan kehendak manusia



Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Aksara Jawa

Aksara jawa yang sering disebut huruf HANACARAKA atau carakan ini semakin terlindas oleh perkembangan jaman. Maksudnya, seiring era globalisasi dimana bahasa internasional lebih mendapat tempat di masyarakat ketimbang bahasa jawa, tentunya bahasa jawa apa lagi aksara jawa akan jarang digunakan sehingga bisa jadi bahasa jawa segera musnah.

Bagaimana cara menulisnya? akan kita pelajari nanti bareng-bareng.... sabar !


Terusane...!

2 Komentar : Anonymous Anonim, Anonymous pg 123, | Urun rembuk

Butir-butir Budaya Jawa

Menuju kesempurnaan hidup sesuai wejangan atau petunjuk yang telah turun temurun dari para leluhur, orang jawa memiliki beberapa tuntunan dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini.
Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik. Sing ateges ono tata lan cara nuju kasampurnaning urip mungguhi adat jowo. Lha cara nggayuh kuwi wis ono tuntunane koyo ing ngisor iki...

Ketuhanan

1. Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe.
2. Pangeran iku ana ing ngendi papan, aneng siro uga ana pangeran, nanging aja siro wani ngaku pangeran.
3. Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan.
4. Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.
5. Pangeran iku bisa mawujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran.
6. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon lan kang ora kasat mata.
7. Pangeran iku ora mbedak-mbedakake kawulane.
8. Pangeran iku maha welas lan maha asih hayuning bawana marga saka kanugrahaning Pangeran.
9. Pangeran iku maha kuwasa, pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake.
10. Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran.
11. Pangeran iku ora sare.
12. Beda-beda pandumaning dumadi.
13. Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut gawe, nanging percaya yen Pangeran iku maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita tuju kuwi saka karsaning Pangeran.
14. Pangeran nitahake sira iku lantaran biyung ira, mulo kudu ngurmat biyung ira.
15. Sing bisa dadi utusaning Pangeran iku ora mung jalma manungsa wae.
16. Purwa madya wasana.
17. Owah gingsiring kahanan iku saka karsaning Pangeran kang murbeng jagad.
18. Ora ana kasekten sing madhani pepesthen awit pepesthen iku wis ora ana sing bisa murungake.
19. Bener kang asale saka Pangeran iku lamun ora darbe sipat angkara murka lan seneng gawe sangsaraning liyan.
20. Ing donya iki ana rong warna sing diarani bener, yakuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa.
21. Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, yakuwi kang cocok karo benering Pangeran lan kang ora cocok karo benering Pangeran.
22. Yen cocok karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocok karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala.
23. Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing kang ana iki uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran.
24. Ala lan becik iku gandengane, kabeh kuwi saka karsaning Pangeran.
25. manungsa iku saka dating Pangeran mula uga darbe sipating Pangeran.
26. Pangeran iku ora ana sing Padha, mula aja nggambar-nggambarake wujuding Pangeran.
27. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, mula saka kuwi aja darbe pangira yen manungsa iku bisa dadi wakiling Pangeran.
28. Pangeran iku kuwasa, dene manungsa iku bisa.
29. Pangeran iku bisa ngowahi kahanan apa wae tan kena kinaya ngapa.
30. Pangeran bisa ngrusak kahanan kang wis ora diperlokake, lan bisa gawe kahanan anyar kang diperlokake.
31. Watu kayu iku darbe dating Pangeran, nanging dudu Pangeran.
32. Manungsa iku bisa kadunungan dating Pangeran, nanging aja darbe pangira yen manungsa mau bisa diarani Pangeran.
33. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.
34. Samubarang kang katon iki kalebu titah kang kasat mata, dene liyane kalebu titah alus.
35. Pangeran iku menangake manungsa senajan kaya ngapa.
36. Pangeran maringi kawruh marang manungsa bab anane titah alus mau.
37. Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe penyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah.
38. Sing sapa wani ngowahi kahanan kang lagi ana, iku dudu sadhengah wong, nanging minangka utusaning Pangeran.
39. Sing sapa gelem nglakoni kabecikan lan ugo gelem lelaku, ing tembe bakal tampa kanugrahaning Pangeran.
40. Sing sapa durung ngerti lamun piyandel iku kanggo pathokaning urip, iku sejatine durung ngerti lamun ana ing donyo iki ono sing ngatur.
41. Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa.
42. Sing sapa mikani anane Pangeran, kalebu urip kang sempurna.

Kerohanian

1. Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira.
2. Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran.
3. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapindho kang bisa mrentah manungsa nanging ora mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mrentah manungsa.
4. Lelembut iku ana rong warna, yakuwi kang nyilakani lan kang mitulungi.
5. Guru sejati bisa nuduhake endi lelembut sing mitulungi lan endi lelembut kang nyilakani.
6. Ketemu Gusti iku lamun sira tansa eling.
7. Cakra manggilingan.
8. Jaman iku owah gingsir.
9. Gusti iku dumunung ana atining manungsa kang becik, mulo iku diarani Gusti iku bagusing ati.
10. Sing sapa nyumurupi dating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dhewe. Dene kang durung mikani awake dhewe durung mikani dating Pangeran.
11. Kahanan donya ora langgeng, mula aja ngegungake kesugihan lan drajat ira, awit samangsa ana wolak-waliking jaman ora ngisin-ngisini.
12. Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir, mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah.
13. Lamun sira kepengin wikan marang alam jaman kelanggengan, sira kudu weruh alamira pribadi. Lamun sira durung mikan alamira pribadi adoh ketemune.
14. Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan.
15. Lamun sira wus mikani alamira pribadi, alam jaman kelanggengan iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan.
16. Lamun sira durung wikan alamira pribadi mara takono marang wong kang wus wikan.
17. Lamun sira durung wikan kadangira pribadi, coba dulunen sira pribadi.
18. Kadangira pribadi ora beda karo jeneng sira pribadi, gelem nyambut gawe.
19. Gusti iku sambaten naliko sira lagi nandang kasangsaran. Pujinen yen sira lagi nampa kanugrahaning Gusti.
20. Lamun sira pribadi wus bisa caturan karo lelembut, mesthi sira ora bakal ngala-ala marang wong kang wus bisa caturan karo lelembut.
21. Sing sapa nyembah lelembut ikut keliru, jalaran lelembut iku sejatine rowangira, lan ora perlu disembah kaya dene manembah marang Pangeran.
22. Weruh marang Pangeran iku ateges wis weruh marang awake dhewe, lamun durung weruh awake dhewe, tangeh lamun weruh marang Pangeran.
23. Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe.
24. Lamun ana janma ora kepenak, sira aja lali nyuwun pangapura marang Pangeranira, jalaran Pangeranira bakal aweh pitulungan.
25. Gusti iku dumunung ana jeneng sira pribadi, dene ketemune Gusti lamun sira tansah eling.

Kemanusiaan

1. Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana.
2. Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane.
3. Ati suci marganing rahayu.
4. Ngelmu kang nyata, karya reseping ati.
5. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi..
6. Jer basuki mawa beya.
7. Ala lan becik dumunung ana awake dhewe.
8. Sing sapa lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan.
9. Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lang legawaning ati, darbe sipat berbudi bawaleksana.
10. Ngunduh wohing pakarti..
11. Ajining dhiri saka lathi lan budi.
12. Sing sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhaning tumitah iku kalebu utusaning Pangeran.
13. Sing sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih.
14. Tentrem iku saranane urip aneng donya.
15. Yitna yuwana lena kena.
16. Ala ketera becik ketitik.
17. Dalane waskitha saka niteni.
18. Janma tan kena kinira kinaya ngapa.
19. Tumrap wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara.
20. Klabang iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana ing sekujur badan.
21. Geni murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro, isih kalah panas tinimbang guneme durjana.
22. Tumprape wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe.
23. Pangucap iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati, kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang.
24. Sing bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure. Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih.
25. Sing sapa lena bakal cilaka.
26. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada.
27. Andhap asor.
28. Sakbegja-begjane kang lali luwih begja kang eling klawan waspada.
29. Sing sapa salah seleh.
30. Nglurug tanpa bala.
31. Sugih ora nyimpen.
32. Sekti tanpa maguru.
33. Menang tanpa ngasorake
34. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
35. Mumpung anom ngudiya laku utama.
36. Yen sira dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan.
37. Sing sapa temen tinemu.
38. Melik nggendhong lali.
39. Kudu sentosa ing budi.
40. Sing prasaja.
41. Balilu tau pinter durung nglakoni.
42. Tumindak kanthi duga lan prayogo.
43. Percaya marang dhiri pribadi.
44. Nandur kebecikan.
45. Janma linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya dhisik.
46. Sapa kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining Pangeran.
47. Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.
48. Sing sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwing gedhe katimbang apa kang wis ditindakake.



Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Nguri-nguri boso Jawi

Ora duwe maksud nggurui opo maneh minteri marang liyan, hamung kepingin melok nguri-nguri boso jowo sing soyo suwe tansoyo entek kelindes rejo rejaning jaman. Boso jowo kabudayan adi luhung tinggalane embah-mbah mestine kudu dilestarekni mrih rahayu tumprap kabudayan tlatah jowo. Mulo soko kuwi titik mowo titik nulis gawe boso jowo mugo-mugo iso nambahi cacah nuju lestarine boso jowo.

Sama sekali tidak ada niat untuk menggurui apalagi sok pinter terhadap orang lain, semua ini hanyalah upaya saya untuk ikut serta melestarikan budaya jawa khususnya bahasa jawa serta beberapa hal yang berkenaan dengan adat jawa. Untuk itu sedikit demi sedikit nantinya saya akan berbagi berdasar apa yang saya ketahui kepada pengunjung yang budiman. Tentu saja semua tergantung situasi dan kondisi saya pribadi disela-sela aktifitas sehari-hari saya di rumah.




Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Kontak

Mbok bilih sampeyan kepingin kontak kalian kawulo, monggo kawulo aturi kirim serat utawi email dateng:
cokroningroom@yahoo.com

Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk

Kamus

Kamus Indonesia-Jawa menika hamung damel sabiyantu sampeyan ingkang kerso nyumerapi sekedik boso jawi ingkang kawulo mangertosi. Lha kamus meniko kulo serat saking tlatah jawa timur, mbok menawi radi benten kalian boso jawi saking Jawa tengah khususipun Ngayogyakarto nyuwun pangapunten, amargi boso jawi piyambak sampun katah reninipun....

Kamus Indonesia - Jawa

Abadi : Langgeng
Abang : Kakang
Acara : acoro
Ada : ono
Adakah : ono to
Adalah : yo kuwi / yo iku
Aku : aku
Anda : kowe
Anjing : asu
Apa : opo
Apakah : opo to
Asap : kebul
Atas : nduwur
Ayam : pitik
Azab : bendu
Air : banyu
Aus : gripis
....................... bersambung

Babu : jongos
Baca : moco
Badan : awak
Bagus : apik
Bagaimana : piye
Bahan : bahan
Bahaya : ndrawasi
Baik : apik
Baja : wojo
Baju : klambi
Bakar : obong
Balas : bales
Bara : mowo
Barang : barang
Baring : ngglethak
Baru : anyar
Basah : teles
Basuh : isuh
Bata : boto
Batu : watu
Bau : ambu
Bawah : ngisor
........................bersambung!

Cabang : pang
Cacat : ciri
Cahaya : cahyo
Capek : kesel
Cari : golek
Celaka : ciloko
Cepat : cepet
Cinta : tresno
Copot : cepot
Cuma : gur
Curi : nyolong
Curiga : cubriyo
........................bersambung!

Dada : dodo
Damai : tentrem
Debar : ndredek
Delapan : wolu
Demam : gembrebek, ngelu
Depan : ngarep
Didik : warah
Dingin : adem
Duduk : lungguh
Dunia : dunyo
Duri : eri
........................bersambung!


Terusane...!

1 Komentar : Anonymous Anonim, | Urun rembuk

Cokro

Tepangaken kawulo saking tlatah jowo ingkang bade ngaturaken sedoyo perkawis ndamel boso jawi. Sak derengipun keparengo kawulo matur bilih meniko hamung tata cara ngendikan utawi carito mawa boso jawi adedasar nopo ingkang kawulo mangertosi. Artosipun menopo ingkang bade kawulo haturaken mboten saget damel paugeran bibinau boso jawi, amergi kawulo piyambak taksih belajar boso jawi. Kirang langkungipun nyuwun ngapunten ingkang sak katahe kerso'o paring pitedah menawi wonten saru siku anggenipun kawulo matur.

Perkenalkan, saya dari jawa yang berniat berbagi dalam banyak hal untuk ikut serta melestarikan budaya jawa. Namun demikian, saya sadar bahwa apa yang saya ketahui masih sangat sedikit, besar kemungkinan akan terdapat banyak kesalahan. Ini semua hanyalah proses pembelajaran khususnya untuk saya pribadi dalam memahami serta melestarikan budaya jawa yang merupaka warisan para leluhur saya.

Akhir kata, saya sangat mengharap adanya masukan-masukan serta saran yang membangun dari pengunjung semua agar keberadaan blog ini membawa manfaat bagi siapa saja yang peduli terhadap pelestarian budaya jawa.

Maturnuwun...!

Terusane...!

0 Komentar : | Urun rembuk
                Copyright © 2008 powered by Blogger